Game Level#1 Day#7: Empati & Pujian yang Jelas

by - 10:53:00 PM

Bismillah..

Dua hari terakhir sepertinya A dan E sedang sering terpeleset oleh benda- benda yang mereka letakkan di lantai, hanya beberapa saat sebelum mereka terpeleset. Jika kemarin E terpeleset oleh pena, hari ini A seperti tak mau ketinggalan mencicipi sensasi terpeleset ini.

Bedanya E terpeleset saat berjalan tanpa memperhatikan pena yang ia letakkan di lantai, A terpeleset saat sedang melakukan gerakan berputar-putar tak berpola, entah karena gembira atau hanya sedang ingin menggoda E yang lewat didekatnya. E terpeleset oleh pena, dan A terpeleset oleh kotak cemilan yang baru saja kami nikmati isinya bersama. Tak perlu bertanya kenapa ada kotak cemilan di lantai (di karpet tepatnya), kami memang sengaja meletakkannya disana. Banyak yang makan cemilan sambil lesehan kan?

Kembali pada komunikasi produktif, kalimat apa yang saya ucapkan begitu A terpeleset? Alhamdulillah masih teringat untuk berempati saat mereka mengalami kejadian yang tak menyenangkan.

“Sakit?”  
“He-eh...” Wajahnya seperti ingin menangis karena baru saja membuat kotak cemilan biru muda itu jumpalitan. Beberapa potong kue brownies keju yang tersisa seperti berebutan meloncat keluar dari tempatnya.

Masih sama seperti menghadapi E kemarin, saya menanyakan apa yang sakit lalu menawarkan untuk mengusap bagian tubuhnya yang sakit, bedanya A memilih mengusap sendiri dan sepertinya ia segera merasa baikan.

Kejap berikutnya saya mencoba meminta A mengembalikan si brownies keju kedalam tempatnya.
“Bisa bantu mama ambil lagi kue nya?”
A hanya menjawab dengan anggukan, sambil tanganya sibuk meletakkan kue-kue itu. Dilanjutkan ia membersihkan sisa-sisa yang tertinggal di lantai agar tidak mengundang semut. Tanpa menampakkan bekas-bekas bahwa ia baru saja terpeleset oleh kotak kecil tersebut.

“Makasih ya, sudah bantu mama beresin lagi..” Saya melempar senyum sebisanya yang dibalasnya dengan senyuman pula. Waktunya melakukan poin yang menurut saya juga pas dengan momen ini.

“Lain kali jalannya hati-hati ya A...  biar ga terpeleset kaya tadi” poin katakan yang anda inginkan.
A hanya tersenyum malu mendengar emaknya mulai “bernyanyi” lagi.
“Masih sakit ga?” Dijawab dengan gelengan kepala.
“ Tapi tadi mama suka liat A bertanggung jawab, mau bantuin mama beresin kue nya lagi. Makasih yaa...” ini termasuk poin jelas dalam memberikan pujian.

Dalam hati saya bersyukur, masih diberikan kemampuan menahan diri dari sekedar mengeluarkan kalimat wejangan yang mungkin justru akan menyakitkannya. Sambil berharap bisa istiqomah menerapkan semua ilmu yang didapat di kelas bunda sayang ini. Memantaskan diri menjadi madrasah terbaik untuk A dan E. Aamiin.



You May Also Like

0 komentar

Terimakasih sudah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar positifnya ya...

Today's Quote

"Enjoy the little things in life, for one day you may look back and realize they were the big things"