Game level#1 day#6 : Pena & Empati

by - 11:09:00 PM

Bismillah...

Suara jatuh yang tak terlalu kuat membuat saya memalingkan wajah sejenak  ke arah asal suara. Ternyata sumber suara adalah E yang baru saja terpeleset oleh pena yang ia letakkan di lantai beberapa saat sebelumnya. Sekilas tampak wajah meringis, tanda menahan sakit. Posisi tubuhnya yang terduduk cukup menjelaskan hal itu

“Sakit?” pertanyaan ini terlontar begitu saja.
“Iyaaa...” masih dengan wajah meringis.
“Apa yang sakit?”
“Kaki... sama pantat jugaaa...”

Berikutnya saya menawarkan untuk mengusap bagian tubuhnya yang sakit, yang direspon E dengan segera menghampiri saya menyodorkan kaki dan pantatnya.
Hal selanjutnya yang terpikir oleh saya adalah mengingatkannya tentang pena yang ia letakkan dilantai tadi. Ya, selain empati, metode KISS dan katakan yang anda inginkan juga harus segera saya praktekkan lagi pada E hari ini.



“E tersandung pena ya?”
“Iya..”
“Simpan yuk pena nya, biar ga tersandung lagi”
“Iya, Ma..”
“Wah, terimakasih sudah bantu mama beresin pena nya lagi ya...” kalau yang ini seperti nya masuk dalam poin jelas dalam memuji.
Dan ekspresi meringis yang tadi sempat terlihat kini berganti senyum manis, mungkin karena mendapat ucapan terimakasih.

Jujur saja dulu saat baru menerapkan metode ini, ada yang protes karena beranggapan bahwa kami sebagai orangtua terlalu lebay ketika menghadapi anak terjatuh seperti yang dialami E tadi. Menurut mereka cukup dengan mengatakan “ngga pa-pa, anak hebat, anak kuat, sakit dikit aja” dan sederet kalimat yang diniatkan untuk menguatkan dan mengalihkan rasa sakit  sang anak. Dulu kami hanya senyum ketika diprotes seperti itu.

Namun seiring berjalannya waktu kami sering mendapati A menunjukkan empatinya pada kami ketika terjadi sesuatu yang menurut kami sebenarnya hanyalah hal kecil, seperti tersandung tadi misalnya. Sekali waktu ayahnya tersandung sepatu, lalu A buru-buru menanyakan bagian mana yang sakit, dan segera mengusap kaki ayahnya tanpa diminta. Hal serupa juga berlaku pada E, ia akan bergegas mengusap kami jika menurutnya kami sedang kesakitan, disertai sederetan nasehat agar berhati-hati tentunya – lengkap dengan gaya anak-anaknya yang menggemaskan.

Di materi komunikasi produktif kelas bunda sayang ini ternyata saya pun mendapati Empati merupakan salah satu cara berkomunikasi yang efektif dengan anak. Mempraktekkannya lagi hari ini membuat saya berpikir, saya pun ingin ada yang berempati jika terjadi hal tak mengenakkan pada saya. Begitu pula mungkin dengan A dan E.

You May Also Like

0 komentar

Terimakasih sudah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar positifnya ya...

Today's Quote

"Enjoy the little things in life, for one day you may look back and realize they were the big things"