Game Level 10 day 1: Membangun Karakter Anak Melalui Dongeng

by - 10:48:00 PM

Bismillah...

Semakin menantang dan tentu saja membutuhkan usaha lebih, kira-kira seperti itulah bayangan saya ketika mengikuti diskusi materi serta game yang harus kami jalani dilevel sepuluh ini. Benar saja, karena tantangannya kali ini adalah mendongeng, yang meskipun dibekali beberapa referensi dongeng dari para pendongeng yang keren-keren, tetap saja ada catatan bahwa kami para ibu lah yang dianjurkan dengan sangat untuk membuat dongeng sendiri lalu menuturkannya pada para pendengar cilik yang ada di rumah. Saya yang sempat berpikir bahwa tantangan di level sebelumnya sudah cukup “wah”  ternyata salah, hehe...

image source: Pixabay

Hari pertama dan kedua dari tenggat waktu yang diberikan saya masih berkutat dengan pikiran sendiri tentang dongeng apa yang akan saya sampaikan pada A dan E. Mengingat bahwa ini bukan sekedar bertutur, namun ada karakter yang hendak ditanamkan dari kisah yang akan mereka dengar nantinya. Selain memikirkan alur cerita, tokoh dan hal-hal yang bersifat teknis, saya juga membaca buku sebagai referensi sekaligus untuk menguatkan niat saya yang hampir-hampir tak pernah mendongeng untuk A maupun E. Ya, saya lebih suka membacakan buku cerita dengan dibumbui intonasi suara yang berbeda untuk setiap tokoh yang digambarkan di dalamnya. Dengan cara seperti ini pun sudah sangat hidup, pikir saya selama ini. Setelah dipikir-pikir, mungkin ini karena rasa malas saya untuk keluar dari comfort zone dan saya tertawa miris dalam hati...

Tadinya saya berencana membuat list atau daftar karakter serta nilai-nilai yang ingin kami (saya menggunakan pilihan kata “kami” setelah berdiskusi dengan suami tentang apa yang akan kami angkat sebagai topik dongeng selama dua pekan mendatang) prioritaskan. Namun di hari pertama memulai tantangan saya justru mendongeng secara spontan ketika mendapati E menunda memakai baju setelah mandi.

Mulailah saya dengan cerita si burung kecil yang kedinginan karena awalnya ia merasa terlalu berat jika harus terbang sambil membawa bulu-bulu dibadannya. Selanjutnya si  burung kecil meminta ayam sahabatnya untuk memotong semua bulu di badannya. Tahukah apa yang terjadi selanjutnya? Saya sengaja memberi jeda agar E penasaran sebelum akhirnya melanjutkan cerita bahwa si burung kecil ternyata menjadi kedinginan dan justru tak sanggup terbang. Selain itu ia juga merasa malu karena semua hewan memandang aneh dan tak mengenalinya lagi setelah ia kehilangan bulu-bulunya.

Saya menutup cerita dengan menghubungkannya dengan E  yang menunda memakai baju. Jika burung kecil tersebut akan kedinginan tanpa bulu-bulunya, E juga demikian. Selain itu ada aurat yang tak boleh terlihat orang lain sehingga harus ditutup dengan baju. Hasilnya, E memang bersegera memakai baju setelah itu.

Ffffiuuhhh.... dongeng dihari pertama selesai meskipun saya sendiri masih gamang melakukannya. Semoga hari berikutnya saya lebih percaya diri saat harus mendongeng lagi untuk A dan E. Aamiin...

You May Also Like

0 komentar

Terimakasih sudah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar positifnya ya...

Today's Quote

"Enjoy the little things in life, for one day you may look back and realize they were the big things"