Game Level 12, Keluarga Multimedia: Pinterest (Gua Harta Karun)

by - 11:45:00 PM

Bismillah...

Akhirnya menjejak level dua belas juga di kelas bunsay ini, hiks... aku terhuraaa eh terharu. Level sebelas kemarin saya belum berhasil membawa badge OP lagi. Kali ini saya bertekad untuk membawa kembali badge OP. aamiin...

Sebelas level sebelumnya materi selalu disampaikan melalui platform Google Classroom, lalu didiskusikan di grup WA. Sepuluh level kami mendapatkan materi dari fasil, lalu mendiskusikannya. Level kesebelas sedikit berbeda karena kami harus menyajikan sendiri materi sesuai tema yang sudah ditentukan. Lalu level dua belas ada lagi yang berbeda, Materi tak lagi disampaikan melalui GC. Aplikasi Zoom menjadi wadah bagi kami memulai tantangan menjadi keluarga multimedia kali ini. Fffiuhh... bagaimana dengan tantangannya?? Mereview satu aplikasi atau teknologi setiap hari selama lima belas hari ke depan menjadi tugas bagi para ibu yang sedang menuntut ilmu ini.

Aplikasi atau teknologi yang direview harus bermanfaat dalam hal mendidik/ memantau perkembangan anak, manajemen diri/ anak/ keluarga, meningkatkan produktivitas, atau aplikasi yang membantu menambah amalan ibu agar lebih bermanfaat bagi banyak orang. 

Membaca kriteria aplikasi/teknologi yang harus direview tadi saya langsung ingat dengan aplikasi yang sejak bertahun lalu hampir selalu ada di gawai saya. Apa itu? Jawabannya adalah Pinterest. 

Board nya ini yang bikin saya syukaa selancar di mari

Kenapa pinterest? Awalnya saya merasa aplikasi yang di luncurkan tahun dua ribu sepuluh ini mirip gua harta karun untuk para crafter. Yup, saat itu saya termasuk crafter yang sering banget sekedar berselancar atau cari ide di Pinterest. Jutaan ide seperti ditempelkan dengan pin merah -logo pinterest - di sana. Mau cari pola rajut? ada.... mau pola flanel? banyaak...
Hal inilah yang kemudian membuat saya betah berlama-lama memandangi deretan postingan di sana.

Setelah memiliki anak, saya mengurangi kegiatan nge-craft, tapi ini tidak membuat saya berhenti mantengin pinterest. Karena topik yang saya minati - parenting - juga banyak sekali saya temukan di pinterest ini. Ah ya... resep masakan pun sering sekali saya jumpai disini. Mulai dari resep Brownies, Soto Betawi serta resep-resep lain yang begitu bersahabat dengan lidah Indonesia saya.

Berlanjut saat A memasuki usia toddler, keputusan kami untuk membersamainya di rumah membuat saya makin rajin mengunjungi pinterest. Ada banyak printable yang saya butuhkan dan sebagian besar bisa saya unduh secara cuma-cuma. Jiwa mak-emak saya begitu bahagia dengan yang satu ini. 😀😀😀😀😀

laman profil pribadi saya di pinterest.


Saat awal-awal menggunakan pinterest, para user bisa menggunakannya tanpa membuat akun. Jadi semua bebas menikmatinya. Saya merasa mirip dengan anak sekolah yang sedang membaca Mading setiap kali menceburkan diri ke sini. Namun entah tahun keberapa saya akhirnya mengunakan pinterest dengan keharusan memiliki akun agar bisa melihat board/papan ide disana. Tapi membuat akun ini worth it  sih kalo menurut saya. Toh, hampir semua aplikasi saat ini menuntut usernya untuk memiliki akun terlebih dahulu baru bisa menggunakannya, bukan?

Selain berjuta ide baik gratis maupun berbayar - pinterest juga menawarkan fitur bisnis bagi user nya - Pinterest juga memungkinkan para pengguna untuk menyimpan papan ide yang disukainya di bagian profil pribadi. Ini membuat saya lebih mudah menemukan papan ide yang pernah saya baca karena saya bisa menyimpannya di profil saya.

Kelebihan lainnya adalah adanya selain berselancar mencari ide, saya juga bisa mengunggah foto-foto atau gambar yang bisa dikostumisasi  kategorinya. Ini juga memudahkan para pengguna untuk mencari pin sesuai dengan yang dibutuhkan. Seru ya...

Kekurangannya, papan ide milik siapa pun  bisa saja diambil tanpa izin. Selebihnya saya begitu menyukai aplikasi yang satu ini.



You May Also Like

0 komentar

Terimakasih sudah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar positifnya ya...

Today's Quote

"Enjoy the little things in life, for one day you may look back and realize they were the big things"