Game Level 11 Day 9: Peran Lingkungan dan Perlindungan dari Kejahatan Seksual

by - 9:30:00 PM

Bismillah...

Tema kesmbilan ini lagi-lagi saya tidak bisa mengikuti disusi karena berbenturan dengan waktu offline saya. Padahal tema satu ini pun sungguh penting untuk diketahui oleh para orangtua.

Sudah disinggung di beberapa materi sebelumnya. Tapi tak apa kita bahas lagi biar makin mateng ya...

Kekerasan terhadap anak terutama di usia emas 0-5 tahun, tidak boleh dianggap biasa. Di usia-usia tersebut, memorinya begitu kuat sehingga semua tersimpan dengan lekat. Anak yang mendapat perlakuan kasar ketika kecil cenderung mengalami kesulitan dalam tumbuh kembangnya.

Allah sudah menganugerahkan insting mengenal bahaya pada setiap makhluk termasuk manusia.

Akan tetapi terkait kemampuan membela diri, meski ada insting yang bermain, tetap saja secara naluriah anak adalah anggota terlemah.

0-5 tahun belum dapat membela diri bukan karena tidak mampu tapi secara tenaga, ukuran badan, pikiran, dll memang kalah oleh orang dewasa atau anak yang lebih besar darinya. Sehingga cenderung lebih mudah “dikalahkan”.

Usia 6-12 tahun anak sudah mulai lebih sering berinteraksi dengan dunia luar. Dari sini pengalaman mereka tak sebatas apa yang terjadi di rumah, tapi juga apa yang dialami di lingkungan. Sehingga anak dapat mulai memahami tentang pembelaan diri. Setidaknya berupaya meminta pertolongan dengan cara berteriak.

13-18 tahun umumnya sudah mulai masuk fase baligh jadi bukan lagi disebut “anak”. Di fase ini anak sudah mampu mengantisipasi akan bahaya yang mengancam dirinya.


Maka disinilah lingkungan berperan mengurangi atau malah kalau bisa, menghilangkan kekerasan terhadap anak.

Peran yang dapat di ambil dari tiap anggota lingkungan diantaranya :

1. Orang tua


  • Orang tua harus menyiapkan dan memahami peran orang tua dalam menumbuhkan fitrah seksualitas anak
  • Memberikan Pendidikan seks sejak dini_ (mengenal anggota tubuh dan fungsinya, mengajarkan perbedaan jenis kelamin, dll)
  • Mengajarkan anak bahwa tubuhnya berharga dan harus dijaga_ (menginformasikan bagian tubuh mana saja yang boleh dan tidak boleh dilihat dan disentuh orang lain)
  • Mengajarkan anak untuk tidak mudah percaya orang asing_
  • Mengajarkan anak untuk selalu berhati-hati dimana saja
  • Latih anak saat menghadapi bahaya di tempat umum
  • Bangun komunikasi dengan anak, menjadi pendengar yang baik dan penuh perhatian, hargai pendapat anak (missal saat anak menolak dicium atau minta berhenti saat digelitiki)
  • Menjadi sumber referensi utama anak, untuk mengetahui segala hal terkait seksualitas



2. Masyarakat

Patroli wilayah

Berfungsi untuk mengatur masyarakat agar bekerjasama dengan keamanan setempat untuk mencegah dan mengendalikan kejahatan seksual pada anak di lingkungan tempat tinggal.

Pendidikan kepada warga oleh penegak hukum

Pehatian terhadap lingkungan

➡Dengan saling mengenal antar tetangga, mempelajari kejadian-kejadian wajar di lingkungan sehingga langsung sadar ketika tejadi hal di luar kewajaran, mencari informasi kejahatan yang terjadi di sekitar lingkungan melalui media informasi, dll.

➡Memajukan lingkungan (memperbanyak penerangan jalan, memasang CCTV di sekitar tempat tinggal dan sekolah)


Dan terakhir,

Jika kita mencurigai atau bahkan mengetahui ada anak yang menjadi korban kejahatan seksual, maka kita bisa melakukan hal- hal sebagai berikut :

Beri anak lingkungan yang aman agar dia dapat bicara kepada anda atau orang dewasa yang dapat dipercaya.

Yakinkan anak bahwa dia tidak bersalah, dan tidak melakukan apapun yang salah. Yang bersalah adalah orang yang melakukan hal tersebut kepadanya

Cari bantuan untuk menolong kesehatan mental dan fisik

Laporkan kejadian ini pada Komisi Anak Nasional

✨ Konsultasikan dengan aparat negara yang dapat dipercaya bagaimana menolong anak tersebut

✨ Jaga rahasia kejadian dan data pribadi anak agar tidak menjadi rumor yang akan menambah beban penderitaan mental anak, dalam Undang-Undang Hak Anak, anak yang menjadi korban kejahatan seksual berhak untuk dirahasiakan namanya.

Sesi Diskusi

1. Slide penyebab kejahatan seksual, bagian korban...
Karena takut... Hmm.. kira² apa ya yg kita bekali biar anak jadi pemberani, tidak takut dengan ancaman


Jawab:
Dengan menumbuhkan disiplin positif di diri anak tanpa ancaman dan sogokan.

Tanggapan:
Anak sulungku juga sering banget begini.

Sudah coba diajari untuk menolak jika yang memberi tak dikenal, tapi masih beberapa kali berulang😭

2. Baru aja mau menanggapi yg no.7 (tumbuhkan disiplin di diri anak tanpa ancaman dan sogokan)
Kayaknya lebih mudah ngasih permen atau coklat atau apa gtu ya nyogok anak²

Jawab:
Kebiasaan kita, terutama saya, kadang ingin mengajarkan suatu hal positif ke anak, namun terjebak dengan memberikan ancaman atau sogokan.
Sehingga yang tertanam di anak bukan karena dia paham disiplin positifnya, tapi dia nurut karena takut ancaman atau tergiur hadiah.
Dan ternyata ini bisa jadi boomerang buat kita sendiri nantinya saat anak berhadapan dengan kejahatan diluar sana.

You May Also Like

0 komentar

Terimakasih sudah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar positifnya ya...

Today's Quote

"Enjoy the little things in life, for one day you may look back and realize they were the big things"