Sampahku, Sampahmu, Sampah kita... Kemana Mereka Pergi?

by - 9:08:00 PM

Bismillah


gunungan sampah dengan burung yang terbang di atasnya


Bau... seperti itulah setidaknya kesan pertama yang muncul ketika mulai memasuki komplek TPA yang kami kunjungi sepekan lalu. Masker yang sudah kami kenakan sejak dari rumah tak sepenuhnya berhasil menghalau aroma kurang enak yang berasal dari gunungan sisa konsumsi masyarakat  yang datang dari seluruh penjuru kota dan kemudian ditumpuk disini. Beberapa menit pertama sejak tiba... saya, suami, dan anak-anak hanya terdiam menyaksikan pemandangan di sekitar kami. Jalan  yang dibangun di dalam area TPAsepertinya ditujukan untuk memudahkan truk pengangkut mengantar  dua ratusan ton (ini saya ketahui setelah mengobrol dengan pak petugas kebersihan yang ada di sini) sampah selanjutnya mari kita sebut sisa konsumsi warga di kota ini. Ini jelas bukan pemandangan yang ingin sering-sering  disaksikan oleh siapapun.  Tumpukan sisa konsumsi yang menggunung, dengan burung yang tidak saya ketahui apa namanya beterbangan diatasnya menambah kesan dingin tempat ini.



Sebenarnya ketika memasuki gerbang kami sudah disambut bangunan sederhana di sebelah kanan yang disana tertulis sebagai ruang administrasi. Melihat ke arah kiri giliran deretan alat berat yang menyapa kami, saya menebak ini mungkin digunakan untuk menyodok sampah jika sudah menggunung, entahlah... ini hanya tebakan saja. Saya mencoba mencari seseorang yang bisa di ajak berkomunikasi namun nihil. Beberapa orang memang terlihat lalu-lalang namun mereka tampak sibuk mengurusi gunungan yang terdiri dari tumpukan campuran plastik dan berbagai macam barang lainnnya, saya tentu saja sungkan menyela pekerjaan mereka. Sesekali motor bergerobak lewat dan saya melihat sisa-sisa organik yang diangkut entah kemana.

Berikutnya tampak beberapa orang mulai menyadari kehadiran kami. Suami yang memang mencari-cari orang yang bisa kami mintai izin untuk melihat-lihat keadaan disana pun akhirnya ditunjukkan pada seorang bapak yang ternyata sedang berada di dalam, di antara gunungan sampah di sana. Awalnya kami ingin menghampiri bapak tersebut kedalam komplek pembuangan ini, namun seorang petugas yang lain melarang kami karena melihat anak-anak yang ikut. Kasihan anak-anak, bau menyengat, itulah alasan sang petugas kebersihan tadi, dan setelah memperkenalkan diri  serta mengemukakan tujuan kami, Bapak yang belakangan saya ketahui bernama Kadir ini mulai menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya dan teman-teman saya lontarkan.  Ah ya, saya lupa bahwa keluarga kami tidak sendirian kesini, beberapa keluarga homeschooler lainnnya juga turut serta dan menjadikan ini sebagai agenda outing bagi mereka.



Dari obrolan kami sore itu saya mengetahui bahwa para petugas kebersihan ini bekerja sejak pagi hingga sore hari. Hari libur sepertinya tak ada dalam kamus mereka, tentu saja ini karena setiap hari selalu ada sisa konsumsi yang dikirim kesana. Saat seorang teman bertanya bagaimana dengan kondisi kesehatan mereka yang sehari-hari bergelut dengan sisa konsumsi masyarakat se kota di tambah bonus aroma dari plastik-plastik yang terisi sisa makanan bercampur barang-barang lainnya lalu diikat kencang? Para petugas kebersihan ini hanya berharap mereka tetap sehat meskipun bekerja ditempat seperti itu.

Sepanjang perjalanan pulang saya merasakan rasa berdosa yang berlipat-lipat dibandingkan saat datang ke sana. Karena ternyata sisa konsumsi ku, kamu, kita ... ke sanalah mereka berlabuh...  Bersih di rumahku, bersih di rumahmu, bersih di rumah kita... ternyata sama artinya dengan tumpukan di sana... di TPA. Mereka tak benar-benar bersih atau hilang, mereka hanya berpindah tempat. Aroma-aroma tak sedap dari sisa konsumsi dirumahku, rumahmu, rumah kita tak benar-benar pergi, mereka hanya berpindah kesana, dan memaksa para petugas kebersihan dengan upah UMR itu untuk menghirupnya. Namun mereka begitu khawatir ketika kami harus mencium aroma yang sehari-hari akrab dengan mereka tersebut. Lalu dengan tanpa berdosanya saya, kamu, kita... menyebut mereka, para petugas kebersihan ini tukang sampah. Padahal sebenarnya mereka adalah para petugas yang tak henti mengurus sisa konsumsiku, kamu, dan kita.

You May Also Like

0 komentar

Terimakasih sudah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar positifnya ya...

Today's Quote

"Enjoy the little things in life, for one day you may look back and realize they were the big things"