Game Level 3 Day 8: Ayo Pilih...

by - 2:17:00 PM

Bismillah...

Hari kedelapan tantangan sepuluh hari game level tiga kelas bunda sayang. Sejujurnya tantangan kali ini benar-benar menguji konsistensi saya baik dalam menjalani tantangan itu sendiri maupun dalam menyetorkan narasi tantangan yang saya lakukan bersama A dan E. Tantangan yang sempat terlambat saya memulainya. Namun lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali kan. Dan tanpa terasa sudah memasuki hari kedelapan saya menuliskan narasi tantangan kali ini. Alhamdulillah.

Tujuh hari sebelumnya saya fokus pada project yang bertujuan meningkatkan kemampuan membaca A sekaligus membiasakannya membaca setiap menjelang tidur. Hari kedelapan saya mulai mengalihkan fokus pada E karena saya melihat A sudah mulai bisa mengatur dan mengingat sendiri kegiatan yang harus ia lakukan menjelang tidur setiap malamnya.

Untuk E saya memperhatikan terkadang harus bernegosiasi cukup lama dengannya ketika memutuskan akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Maka saya mencoba melakukan project bersama E dengan tema “Ayo Pilih”. Berbeda dengan A yang sudah bisa diajak berkomunikasi dua arah tentang project kami. E dengan gayanya yang jauh berbeda dari A belum saya jelaskan secara gamblang tentang project ini. Saya hanya akan berusaha memanfaatkan momen-momen bernegosiasi dengannya untuk membuatnya memilih setelah memberikan gambaran sederhana tentang konsekuensi setiap pilihannya.

Project dimulai saat E  melakukan salah satu kegemarannya. Akhir-akhir ini ia gemar memukul-mukul sesuatu, bukan karena marah. Lebih karena ia menyukai aktivitas memukul ini. Untuk anak seusia E, aktivitas memukul sesungguhnya bisa mengasah keterampilan motoriknya. Masalahnya adalah... terkadang objek yang dipukul oleh E adalah sesuatu yang tdak seharusnya dipukul. Seperti hari ini E tiba-tiba memukul laptop. Maka saya berusaha memanfaatkan momen ini untuk melakukan project kami. Saya memegangi tangannya dan sambil menatap matanya saya mencoba mengajaknya berpikir.
“Kenapa E pukul Laptopnya?”
“Ga tau...”
“Menurut E boleh ga laptopnya dipukul?”
“Ga!”
“Kenapa ga boleh?”
“Nanti rusak...”
“E mau laptopnya rusak?” saya mulai meminta E untuk memilih.
“Ga mau...”
“Jadi harus gimana sama laptopnya biar ga rusak?”
“Sayang!”
“okee...”
“harus gimana?” saya ingin memastikan
“Sayang..”
“Baik, kita sayang ya Laptop kita...!” Closing statement dari saya.
“Iya, ma..” kali ini E mengangguk. Semoga itu pertanda bahwa ia mengerti.

Percakapan kami berakhir setelah mendengar suara salam dari ayah yang baru tiba di rumah. A dan E pun segera berlarian menyambut ayahnya. Rutinitas yang hampir selalu mereka lakukan saat menyambut ayah. Daan begitulah project bersama E hari ini. Tak hanya E yang sedang belajar, melainkan saya juga. Belajar untuk tak terburu-buru memutuskan apa yang harus E lakukan. Belajar membiarkannya memilih dengan tetap membersamainya.

You May Also Like

0 komentar

Terimakasih sudah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar positifnya ya...

Today's Quote

"Enjoy the little things in life, for one day you may look back and realize they were the big things"