Game Level 9 Day 1: Be Creative

by - 6:06:00 PM

Bismillah...

Menjadi orangtua  kreatif  agar bisa mengasah daya kreatifitas anak, yak itulah tantangan kami para mahasiswi kelas Bunda Sayang batch lima di level kesembilan ini.  Jujur saja saya sedikit terlambat memulai tantangan kali ini, beberapa hal menjadi alasan untuk itu. Jika teman-teman di kelas sudah ada yang memasuki hari kesepuluh atau mungkin kesebelas, saya justru baru menjejak hari pertama. But it’s okay, mari hapus kata terlambat dalam hal menuntut ilmu.


image source: pixabay

Untuk memulai tantangan ini saya membaca materi berulang-ulang dan menggaris bawahi salah satu quote dikelas. Setiap anak terlahir kreatif, maka kitalah sebagai orangtua yang harus memantaskan diri agar layak mendapatkan anak-anak yang kreatif. Berangkat dari quote ini saya kemudian mengingat masa wisuda sebagai mahasiswa matrikulasi setahun yang lalu. Qodarullah, kala itu saya beruntung mendapatkan kesempatan menjadi moderator pada sesi seminar yang diisi langsung oleh Bu Septi dan Pak Dodik. Saat itu menakjubkan sekali rasanya mendengarkan kisah Bu Septi ketika membersamai Enes yang begitu antusias dengan hewan yang bernama sapi. Bagaimana beliau berdua mendampingi proses kreatif Enes hingga mengantarkan putri keduanya tersebut ke tempat-tempat yang dirasa akan mendukung proses kreatif soal Sapi ini. Singkat cerita Enes bahkan berhasil mendapatkan penghargaan, lagi-lagi dari antusiasmenya soal sapi, Wow sekali bukan?

Kembali ke rumah, dihari pertama ini kami kedatangan beberapa tamu cilik yang ingin mengisi liburan bersama A dan E. Pilihan kegiatan mereka ternyata adalah memanah. Disinilah kemudian Ayah dituntut untuk kreatif. Set panahan yang kami miliki tidak dilengkapi dengan target panahan yang seharusnya ada. Lalu berbekal styrofoam bekas, whiteboard (yang juga bekas) ayah berkreasi membuat target panahan agar kegiatan memanah bisa terlaksana.

Hari beranjak siang, namun para krucil belum juga mau mengakhiri kegiatan outdoor mereka. Berulang kali dipanggil namun hasilnya nihil. Sesekali mereka masuk ke rumah, beberapa menit berikutnya sudah kembali berlari keluar.  Kali ini saya yang dituntut kreatif, memanggil mereka agar masuk dan betah berada didalam rumah tanpa terpapar gawai atau televisi. Maka ide yang muncul adalah menyediakan media belajar sekaligus bermain untuk mereka. Masalahnya adalah saya sedang di dapur menyiapkan menu makan siang. Lalu saya menghentikan sejenak kegiatan di dapur, mengambil laptop dan mencetak beberapa gambar untuk diwarnai. Bagi anak-anak yang sudah agak besar saya mencetak beberapa lembar tugas yang berisi teka-teki silang hingga kuis matematika untuk mereka kerjakan. Dan sesuai harapan, akhirnya mereka betah di dalam rumah tanpa meminta interaksi dengan gawai dan televisi. Meskipun sebenarnya televisi di rumah kami tak lagi memiliki satupun siaran untuk ditonton. Sementara saya, melanjutkan memasak dengan tenang.

You May Also Like

0 komentar

Terimakasih sudah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar positifnya ya...

Today's Quote

"Enjoy the little things in life, for one day you may look back and realize they were the big things"