Bismillah...

Cerita A hari ini dimulai dengan saat saya meminta tolong padanya untuk membantu memilah pakaian bersih. Setelah kemarin saya membuat chart untuk membantu A mengingat tugas hariannya, saya hanya perlu mengingatkan sedikit saja dan itupun lebih kepada bertanya, apakah ia telah menyelesaikan tugas dan mengisi chart nya. Hal ini membuat saya memutuskan untuk menambah hal yang akan dilatih bersama A sepuluh hari kedepan. Pilihan jatuh pada melatih A bertanggung jawab untuk memilah sendiri pakaian bersihnya setelah selesai dicuci. Berbeda dengan ketika memulai melatih A konsisten menyapu sebagian ruangan dirumah kami, saya sedikit khwatir ketika melakukan tantangan kali ini. Ya, jika A bersemangat mendapati ia ditugaskan menyapu, ia biasanya menunjukan hal sebaliknya ketika saya mengajaknya membereskan pakaian. Tampaknya saya harus berhati-hati dengan pikiran saya. Lalu saya berusaha berbaik sangka  bahwa A juga akan senang dengan tugas kali ini.

Saya memanggil A dan saat ia mendekat saya tunjukkan sejumlah cucian kering sambil mengatakan padanya bahwa saya mau mengajaknya memilah itu semua. Dengan ekspresi datar A menjawab “oke”. Alhamdulillah.. beberapa menit kemudian ia sudah larut dalam tugas barunya hari ini tanpa protes sedikitpun. Jika biasanya ia akan meletakkan gantungan baju sesuai seleranya dan bisa dipastikan gantungan tersebut berantakan, kali ini ia meletakkanya dalam keadaan tersusun rapi. Tak butuh waktu lama bagi A menyelesaikan tugasnya. Dan saya bersyukur lintasan pikiran buruk yang sebelumnya sempat berusaha saya halau dari benak saya tidak terbukti. Hmmm... lagi-lagi saya belajar betapa seorang ibu harus selalu berhati-hati saat berhadapan dengan anaknya. Bahkan dalam hal lintasan pikiran yang sudah pasti itu tidak terucap.