MATRIKULASI IIP DAN TUGAS PERTAMAKU ; ADAB MENUNTUT ILMU

by - 6:23:00 AM

ADAB MENUNTUT ILMU
Bismillah...
Adab menuntut ilmu, kalimat ini seperti menjadi trending topik dalam pikiranku seminggu belakangan. Kenapa? Ya, betul sekali. Karena inilah materi pertama kami para peserta di kelas matrikulasi Institut Ibu Profesional yang sedang kuikuti.

Tapi ada hal lain yang membuat kalimat ini terus saja terngiang di kepalaku. Apa lagi? Untuk yang sudah pernah ikut matrikulasi ini mungkin akan senyum-senyum sendiri karena sudah bisa menebak. Dan tebakannya benar, karena setelah mendapat materi ini ternyata tidak berhenti sampai disitu saja, ada tugas yang menanti. Serangkaian pertanyaan yang menunggu jawaban harus diselesaikan dan dikumpulkan kepada fasilitator yang mendampingi kami selama proses belajar ini. Lalu apa lagi? Hmm, hal berikutnya yang terjadi adalah aku yang maju-mundur cantik saat mengerjakannya, tugas yang sekilas terlihat hanya berupa beberapa pertanyaan ini rupanya menuntut berpikir lebih dalam untuk bisa menjawabnya. Belum lagi urusan teknis lainnya. Waah pokoknya kalau dicari alasan, aku akan banyak menemukan begitu banyak alasan untuk untuk maju-mundur cantik tadi, hihi... Tapi seketika jadi teringat salah satu poin yang ditekankan dalam materi yang satu ini adalah bergegas. Jadi mari selesaikan tugas ini agar ilmu yang didapat semakin barokah.



Pertanyaan pertama, tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini. Jujur saja saat membaca pertanyaan ini aku malah berpikir mau belajar apa lagi, sambil mengingat tumpukan kegiatanku mulai dari yang remeh hingga yang menyita waktu. Tapi jenak berikutnya aku mengajak diriku berpikir ulang, apa sebenarnya yang ingin ku raih dengan ikut matrikulasi ini? Kenapa mau berebutan daftar menjadi salah satu dari seribu enam ratus orang yang diterima dari sekian banyak yang daftar? Ya, jawaban sederhana lalu menari-nari di dalam hatiku, aku hanya ingin menekuni profesiku saat ini, profesi sebagai ibu bagi anak-anakku, dan istri bagi suamiku dengan sepenuh hati.
Jadi inilah yang akan kutekuni, menjadi ibu terbaik bagi anak-anakku. Bismillah...

Pertanyaan berikutnya yang cukup untuk membuat dahi berkerut. Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut. Ada banyak alasan tentunya yang membuat ku ingin menekuni jurusan yang telah kupilih sebelumnya. Tapi alasan terkuat adalah perintah Allah dalam Al Quran. Ya, bahwa Allah telah memerintahkan agar tidak meniggalkan generasi yang lemah.


وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا [٤:٩]
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.

Lalu dalam hadits , Rasul SAW pun mengingatkan bahwa doa anak sholih-sholihah menjadi salah satu dari tiga hal yang akan dibawa mati oleh seorang muslim.
Agar aku menjadi madrasah pertama, yang terbaik bagi anak-anakku. Karena anak-anakku berhak mendapat didikan terbaik dari ibunya, yaitu aku. Karena anak-anakku adalah amanah yang akan dimintai pertanggung jawaban tentangnya. Inilah alasanku ingin menekuni jurusan yang telah kupilih tadi.

Pertanyaan selanjutnya, Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan anda rencanakan di bidang tersebut?
Jujur saja selama ini aku merasa masih sangat kurang dalam hal merencanakan pendidikan anak-anakku. Buku-buku parenting yang kubaca, artikel-artikel yang berseliweran di media sosial, pengajian rutin yang kuikuti sebenarnya tak kurang menyemangati untuk melakukan yang terbaik dalam mendidik anak-anakku, menjaga fitrah mereka yang telah diamanahkan pada kami – aku dan suamiku.
Hanya saja dalam hal strategi aku merasa masih perlu belajar lagi, salah satunya dengan mengikuti matrikulasi di Institut Ibu Profesional ini. Agar aku lebih teratur, terutama dalam hal manajemen waktu.
Ya, baru beberapa pekan bergabung dalam kelas matrikulasi saja aku sudah dituntut mengatur waktu, dimulai dari mengatur waktu berselancar bersama gawai alias gadget, hingga mengatur waktu agar lebih disiplin dengan tugas-tugas yang diberikan.

Last but not least,  Berkaitan dengan adab menuntut ilmu,perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut. Pertanyaan yang membutuhkan kejujuran untuk menjawabnya. Karena jika tidak, mungkin aku akan menulis bahwa aku sudah memenuhi semua adab dalam menuntut ilmu ini, hehe.
Jadi, apa yang ingin ku perbaiki?
Pertama tentu saja seperti poin penting dalam materi adab itu sendiri
Aku ingin lebih  Ikhlas agar ilmu yang kupelajari tidak terhalang untuk masuk kedalam hatiku, sesuai dengan pepatah “ilmu itu adalah cahaya, dan cahaya tidak turun kepada orang yang bermaksiat
Berikutnya apalagi yang ingn kuperbaiki? Waktu, ya, waktu. Aku ingin menjadi orang yang pertama dan bergegas dalam menuntut ilmu. Dan itu itu tidak akan bisa dilakukan jika aku tidak memperbaiki manajemen waktuku.

Menghindari sikap yang “merasa’ sudah lebih tahu dan lebih paham, ketika suatu ilmu sedang disampaikan. Ini adalah hal selanjutnya yang harus diperbaiki. Tak bisa dipungkiri dengan kemudahan akses informasi seperti saat ini, ilmu bertebaran dimana-mana. Siapapun yang sering membaca akan dengan mudah menemukannya. Namun terkadang kemudahan ini membuat diri menjadi merasa sudah lebih tahu.

Sikap yang ingin kuperbaiki berikutnya yaitu, Menuntaskan sebuah ilmu yang sedang dipelajari dengan cara mengulang-ulang, membuat catatan penting, menuliskannya kembali dan bersabar sampai semua runtutan ilmu tersebut selesai disampaikan sesuai tahapan yang disepakati bersama. Lagi-lagi dengan kemudahan teknologi saat ini terkadang merasa cukup dengan hanya menekan tombol save atau copy paste. Padahal sejatinya salah satu cara mengikat ilmu adalah dengan menuliskannya kembali. Semoga konsisten dengan hal yang satu ini, aamiin.

Nah poin berikutnya juga tak kalah penting bagiku, dan ini salah satu dari sekian banyak yang membuat ku menunda-nunda mengerjakan tugasku pekan ini. Karena aku sangat khawatir tugas yang kukerjakan masih setengah-setengah. Namun kekhawatiran tersebut justru menjadikanku tertunda mengerjakannya. Tepok jidat  dulu. Jadi mulai saat ini aku berkomitmen akan bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas yang diberikan setelah ilmu disampaikan. Karena sejatinya tugas itu adalah untuk mengikat sebuah ilmu agar mudah untuk diamalkan. Aamiin.

You May Also Like

0 komentar

Terimakasih sudah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar positifnya ya...

Today's Quote

"Enjoy the little things in life, for one day you may look back and realize they were the big things"