credit: pixabay.com |
Bismillah...
Hari keempat tantangan sepuluh hari game level dua di kelas
bunda sayang masih tentang melatih kemandirian anak. Pada tantangan ini seluruh peserta diminta
melatih maksimal empat dan minimal satu kemandirian dalam satu bulan. Saya memilih
melatih A mulai bertanggung jawab untuk menyapu rumah dan E mulai konsisten
memakai baju sendiri. Sejujurnya ini juga menjadi ajang melatih keistiqomahan bagi saya sebagai seorang emak . Dan Tiga hari pertama sukses saya lalui dengan penuh warna, dan juga
drama.
Pagi hari masih sama seperti kemarin dan
kemarinnya lagi. Sampai Pak Su harus turun tangan ngobrol dengan E soal memakai
baju sendiri. Sama halnya dengan A yang masih tak bersemangat. Namun ada yang
berbeda saat siang hari. Selesai BAK, E hanya perlu diingatkan sedikit bahwa
sekarang ia sudah bisa memakai baju maupun celana sendiri dan E memakai nya
tanpa saya perlu mengeluarkan energi ekstra. Sepertinya jurus ayahnya berkomunikasi
sambil mengajak E melakukan We Time hari ini berhasil, Alhamdulillah. Satu hal
positif yang harus selalu disyukuri dan E terlihat senang dengan reaksi saya
maupun ayahnya saat dia memakai celana sendiri setelah BAK.
credit: Pixabay.com |
Hal berikutnya yang harus disyukuri adalah bahwa rasa syukur
itu sendiri menularkan energi positif pada lingkungan sekitar. Jika saat pagi
hari A terlihat masih tak bersemangat melakukan tugasnya, perbedaan yang luar
biasa ia tunjukkan di sore harinya. Tanpa saya komando ia menyapu rumah,
merapikan buku-buku yang baru selesai dibaca (atau tepatnya dilihat oleh E ), dan itu dilakukannya dengan
ekspresi yang bersemangat. A sempat menarik tangan saya untuk melihat hasil “kerjanya”
dan saya tak bisa menyembunyikan perasaan senang. Sambil berbisik padanya saya
ucapkan...
“Terimakasih ya sholihah, sudah membantu mama”
silahkan bayangkan sendiri bagaimana raut wajah dan perasaan A saat saya
ucapkan kalimat ini. Semoga esok masih akan ada cerita bahagia di rumah kami saat
berproses melatih kemandirian A dan E.