Belajar Kembali Tentang Optimisme Realistis
Bismillah...
Sebelum mulai membahas apa yang aku baca dari buku The
Danish Way Of Parenting, aku ingin bercerita tentang kondisi yang dianggap
lumrah dan sering terjadi di sekitarku.
pixabay |
Kondisi pertama:
Seorang anak sedang berlari mengejar
bola, lalu tanpa sengaja tersandung kursi hingga ia terjatuh dan menangis.
Reaksi orang dewasa yang meyaksikannya terkadang tanpa sadar menanamkan
karakter “suka menyalahkan” ke dalam
diri anak tersebut. Ya, karena tak cuma sekali aku mendengar kalimat berikut
ini:
“Ooooh... kursinya nakal ya bikin kamu jatuh. Pukul aja kursinya ya...!”
Subhanallah... Jauh sebelum menikah aku pernah dinasehati oleh seorang ummahat ketika anaknya terjatuh. Ia mengatakan dengan gamblangn padaku saat itu
“Jangan pernah menyalahkan lantai atau dinding yang ditabrak oleh anak-anak yang berlarian. Sebaliknya ingatkan si anak agar lain kali berhati-hati"
Kali lain aku lupa siapa yang
mengajari agar jangan pernah mengabaikan rasa sakit anak yang baru saja
terjatuh. Jadikan momen terjatuh tersebut sebagai cara agar ia mengenal
perasaan sakit, juga momen untuk belajar berempati terhadap rasa sakitnya. Lalu
semangati agar ia tak takut dan tetap berani berlari, dengan lebih hati-hati
tentunya. Dan dikemudian hari, saat aku sudah dikarunia A dan E... aku berusaha
menerapkan nasehat ini dan aku mendapati A serta E melakukan hal yang sama
ketika aku atau ayahnya tersandung sesuatu. Mereka akan segera berlari
menghampiri kami, menanyakan mana bagian yang sakit, lalu mengusapnya dengan
lembut. Masya Allah Tabarakallah...
Kondisi kedua:
Saat berencana pergi keluar rumah,
entah sekedar jalan-jalan atau karena hal mendesak yang harus dikerjakan namun
tanpa diduga cuaca yang tadinya cerah berubah menjadi gelap dan turun hujan. Seringkali
reaksi spontan yang muncul adalah:
“Yaaah... ga jadi pergi gara-gara hujan nih!”
Na’udzubillah... aku bersama pak Su
berusaha keras mencontohkan pada A maupun E untuk tak pernah mencela apapun
yang sudah Allah tetapkan akan terjadi. Karena sungguh Allah Maha Tahu dan segala
ketetapanNya adalah yang terbaik untuk semua hambaNya.
Nah, mari kita kembali ke buku The Danish Way of Parenting dan mulai melihat cara
orang-orang Denmark menyikapi kejadian yang sekilas tampak negatif.
Tanyakan kepada seseorang dari Denmark bagaimana pendapatnya tentang cuaca yang dingin sekali, abu-abu dan hujan deras, lalu dia akan menjawab dengan lucu:
“Wah untungnya saya sedang bekerja!”
“Untung saya tidak sedang liburan!”
“Saya menunggu-nunggu untuk bisa masuk ke rumah dan berkumpul dengan keluarga.”
“Tidak ada cuaca yang buruk, yang ada hanya pilihan pakaian yang buruk!”
Cobalah untuk membuat orang Denmark fokus pada sesuatu yang sangat negatif dalam topik apapun dan anda akan takjub bagaimana dia bisa menemukan cara pandang yang lebih positif dalam sebuah perbincangan.
Wow, masyaAllah... Optimis ya orang-orang Denmark ini.
Sebagai seorang muslimah, panduan untuk
berprasangka baik atau berpikir positif atau optimis beberapa kali disebutkan dalam Alquran
serta hadits. Pada penggalan Surat AlBaqoroh ayat 216 misalnya, terdapat redaksi...
“...Boleh jadi kamu membenci
sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai
sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui.”
Atau pada ayat ke-19 surat An Nisa
misalnya;
“Kemudian bila kamu tidak menyukai
mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal
Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.”
Tuntunan untuk berprasangka baik ini
juga terdapat dalam sebuah hadits;
“
Sesungguhnya Allah berkata : Aku sesuai prasangka hambaku padaku. Jika
prasangka itu baik, maka kebaikan baginya. Dan apabila prasangka itu buruk,
maka keburukan baginya.” (HR. Muslim no. 4849)
Masya
Allah... beberapa penggalan ayat serta hadits di atas jika dibaca utuh satu
ayat, sekilas tampak tak terkait dengan hal berbau parenting. Namun di Denmark
mereka menggunakan kerangka berpikir yang positif ini dalam cara pengasuhan. Ini
menjadi pengingat bagiku untuk senantiasa menjadikan Alquran serta hadits
sebagai panduan. Jika orang Denmark mempunyai The Danish Way Of Parenting, aku
juga punya... Alquran, The Only Way Of Life. Alhamdulillah...
0 komentar
Terimakasih sudah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar positifnya ya...