Game Level 11 Day 4: Peran Ayah Dalam Pengasuhan untuk Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak
Bismillah
Game level sebelas yang mengangkat tema fitrah seksualitas sudah memasuki tema keempat dan kali ini saya mencoba mengambil peran menjadi Bu Modis alias Moderator Manis (Entah siapa yang menggagas singkatan unik ini, tapi saya menyukainya, hehe). Sebelum memulai diskusi saya meminta bantuan pak Su untuk membuatkan pantun. Pantun?
Ya, untuk pengantar diskusi agar tak terlalu menegangkan mengingat tema yang di
angkat adalah tema yang berat menurut saya.
image source: pixabay |
Berikut Rangkuman diskusi di kelas malam ini.
Ayah dalam Al Qur'an disebut kan dalam:
Surah An-nisa ayat 34:
"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin kaum wanita,
karena Allah telah melebihkan kaum laki-laki daripada kaum perempuan, dan
karena laki-laki telah menafkahkan sebagian dari harta mereka"
Tafsir Surah At tahrim ayat 6:
"Tanggung jawab pendidikan ada pada ayah"
Alquran adalah mukjizat islam dari Allah yang diturunkan
kepada Rasulallah untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya yang
terang benderang, serta untuk membimbing ke jalan yang lurus.
Alquran telah menyebutkan beberapa tokoh ayah dan perannya dalam membangun karakter anak, diantara tokoh tersebut yaitu Nabi Ibrahim, Nabi Ya'qub,
Nabi Nuh dan Luqman. Dari kisah ini bisa diambil hikmahnya khususnya
untuk para ayah.
Apa itu Fitrah Seksualitas?
Menurut Ust. Harry Santosa dalam bukunya, Fitrah Seksualitas
adalah bagaimana seseorang berfikir, merasa dan bersikap sesuai fitrahnya
sebagai lelaki atau perempuan sejati.
Dalam tahap pendidikan Fitrah Seksualitas sosok ayah dan ibu
harus senantiasa hadir untuk tiap tahapnya:
- Usia 0-2 tahun anak laki-laki dan perempuan dekatkan dengan ibunya karena menyusui.
- Usia 3-6 tahun anak laki-laki dan perempuan dekat dengan ayah ibunya agar memiliki keseimbangan emosional dan rasional, apalagi anak sudah harus memastikan identitasnya.
- Usia 7-10 tahun anak laki-laki dekatkan pada ayahnya, anak perempuan dekatkan dengan ibunya agar mereka mengetahui tanggung jawabnya mereka masing-masing.
- Usia 10-14 tahun anak laki-laki didekatkan kepada ibunya, anak perempuan di dekatkan ke ayahnya karena mereka memasuki tahap puncak seksualitas, mulai serius menuju peran kedewasaan dan pernikahan. Mereka sudah tertarik pada lawan jenis, dengan bertukar kedekatan seperti itu di harapkan lebih mengenal sosok wanita ideal atau sosok laki-laki ideal dari ayah ibunya
Peran ayah yang seharusnya dilakukan agar anak tumbuh Fitrah
Seksualitasnya:
1. Kuatkan pondasi keimanan sejak dini
2. Mendidik anak mulai dari aspek, akhlak, aqidah, sosial,
jasmani dan kemanusiaan
3. Ajarkan anak membaca dan memahami Al Qur'an
4. Menjadi figur ayah sebagai sosok lelaki sejati dan
menjadi panutan bagi anak
5. Mendidik anak sesuai kodratnya seperti:
• Anak laki-laki
Latihlah ia menjadi imam sholat berjamaah
Melatih sikap kepemimpinan
Melatih untuk menjadi seorang yang bijak
Melatih keterampilan fisik
• Anak perempuan
Perintahkan untuk menutup aurat
Bersama ibu, Latihlah ia untuk senang mengerjakan pekerjaan
rumah
Sesibuk apapun ayah dalam perannya mencari nafkah. Ayah
harus tetap berperan dan meluangkan waktu untuk pendidikan anak - anaknya sehingga Fitrah Seksualitas anak dapat
bertumbuh optimal
Sesi Diskusi:
1. Dari sini keliatan ya kalo peran ayah ga didapat, akan
sangat berefek.
Lalu kalo sudah terlanjur tidak dapat peran ayah misalnya
anak laki-laki jadinya ga bisa memimpin, ga bijak dan lain-lain kira-kira apa
yang bisa diperbaiki ya kedepan?
Jawab:
Kalau ayahnya masih ada. Peran bunda sangat penting disini
sebagai apa? Sebagai partnernya. Bunda yang harus menyemangati sehingga fitrah
ayahnya kembali. Ajak Ayah beristighfar, kita harus menjadikan ayah percaya
diri kembali. Menumbuhkan citra baik ayah di depan anak-anak. Setelah Ayah
mampu mengembalikan fitrah ayahnya. Mari ajak anak berbicara. Sebelum kita
panjang memberi nasihat. Ajak anak bicara tentag masalahnya, perasaannya tentang
sesuatu. Ingatlah untuk berbicara bersama anak, bukan bicara kepada anak. So
buat anak berbicara nyaman kepada kita orangtuanya baik ayah atau ibu.
Respon:
Klo sudah sangat-sangat terlanjur telat gimana ya, si anak ini sudah
dewasa.
Yang pasti dia punya perasaan menuntut kali ya ke ayahnya.
Kalo pun diperbaiki, mungkin si anak ini kali ya bersikap
jiwa besar memaafkan si ayah yang tak pernah mendidik dia dengan benar di waktu
kecil
2. Ijin bertanya ya, Bunda Bahagia.
Menguatkan pondasi iman itu jabaran rekomendasi kegiatannya
apa sajakah?
Barangkali bisa dijadikan panduan.
Jawab:
Banyak kegiatan untuk menguatkan pondasi
iman
Rekomendasi kegiatannya :
Mengajarkan tentang tauhid kepada anak..
Mengenalkan nama2 Allah
Membaca dan mentadaburi alquran
Mengajari anak bersungguh-sungguh dalam
beramal sholeh
contohnya,bisa ajak anak jalan-jalan
melihat keindahan alam, dan diberi
tahukan bahwa itu semua ciptaan Allah..
3. Bagaimana kalau dalam membersamai anak untuk point 2 (Mendidik anak mulai dari aspek, akhlak,
aqidah, sosial, jasmani dan kemanusiaan) dan 3 (Ajarkan anak membaca dan
memahami Al Qur'an)
dikerjakan oleh ibu, apakah nanti akan berdampak ke fitrah
seksualitas anak?
Jawab:
Menurut kami bisa berdampak ke fitrah seksualitas anak
Sarannya mencoba merangkul kembali ayah disini peran bunda
untuk mengajak dan mengingat kan ayah akan perannya sehingga ayah bisa berperan
kembali sesuai perannya walaupun tidak maksimal paling tidak bisa menjadi
panutan dan contoh buat anak - anak nya agar fitrah mereka tumbuh optimal.
Karena ada sifat ayah yang ga ada di ibu, karena dari ayah
anak-anak belajar tentang ketegasan, sebesar-besarnya supplier maskulinitas.
Jadi lebih baik jika bersama sama.
4. Q.S. At Tahrim : 6 artinya bukan "Tanggung jawab
pendidikan pada ayah"
tapi..
"Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka..."
Mohon penjelasannya mba..
Jawab:
Saya jawab pertanyaan 4 ya mba.. Jagalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka”. Ayat ini ditujukan kepada para kepala keluarga, secara redaksional
yaitu ayah. Tafsir yang
dimaksud al-Ahl (keluarga) adalah istri, anak-anak dan
pembantu. (Wahbah, Tafsir al-Munir jil. 14, ..., hlm. 692)
5. Poin ke 4 (Menjadi figur ayah sebagai sosok lelaki sejati
dan menjadi panutan bagi anak), ketika figur ayah betul-betul tidak ada secara
fisik.. apakah bisa di gantikan dengan tokoh laki-laki yang lain dalam keluarga
besar.. misalnya kakek atau paman dalam hal membangun pondasi keimanan dll?
Jawab:
Dari yang saya baca bisa mba.. Contoh nyatanya ada pada Rasulallah yang berada
dalam pengasuhan kakeknya.
0 komentar
Terimakasih sudah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar positifnya ya...