Game Level 8 Day 7: Belajar Memilih
Bismillah...
Beberapa pekan terakhir A sering sekali mengungkapkan bahwa ia ingin segera memiliki sepeda baru. Alasan bahwa sepedanya sudah terlalu kecil selalu diucapkannya. Saya dan ayahnya yang tentu saja menjadi sasaran curhat A soal sepeda ini biasanya hanya mendengarkan sambil terkadang menanyakan beberapa hal tentang sepeda ini. Dan setelah itu cerita tentang sepeda yang kekecilan pun usai.
pixabay |
Berkali-kali menceritakan kondisi sepedanya pada kami ternyata tidak membuat A merasa bosan. Menurutnya sepeda tersebut sudah tak lagi cocok untuknya.
"Ma, nanti A mau nabung untuk beli sepeda ya...!" Saya menebak A mengucapkan kalimat ini karena pekan ini ia mulai mendapatkan uang saku harian dari Ayah, dan uang saku tersebut masih disimpannya.
"Oh... memangnya sepeda yang sekarang kenapa A?"
"Udah kecil, Ma!"
"Oya? Tapi Mama lihat A masih suka main sepeda itu...!"
"Iya Ma... tapi A mau sepeda lipat seperti kak Q"
Oh jadi inilah alasan yang sebenarnya... batin saya.
Baiklah, sepertinya ini adalah saat yang tepat untuk mulai mengajak A mengenal antara keinginan dan kebutuhan.
"A... tau ngga berapa harga sepeda lipat seperti punya kak Q?"
A menjawab dengan gelengan kepala yang menandakan bahwa ia tak tahu.
Saya kemudian menyebutkan sejumlah nominal. Namun diluar dugaan A justru beralasan bahwa ia akan menabung sendiri untuk membelinya.
Saya melanjutkan dengan menyebutkan betapa senangnya saya dengan keinginannya menabung tersebut.
"Tapi A... tidak semua yang kita suka itu harus kita beli."
"Kenapa, Ma?"
"Sepeda milik A yang sekarang masih sangat bagus dan bisa dipakai. Kecuali jika sepeda A sudah tidak bisa dipakai."
A terlihat cemberut mendengar penjelasan saya.
"Bukannya A juga mau nabung untuk beli buku untuk pojok baca nya?" Saya mengingatkan niat yang juga diucapkannya beberapa hari sebelumnya.
"Iya sih.."
"Jadi sebenarnya mana yang mau A beli?"
"Coba A pikir-pikir lagi..."
Sesi belajar memilih masih berlanjut dengan obrolan kami seputar seberapa butuh A terhadap sepeda baru yang diinginkannya hingga akhirnya A sendiri yang memutuskan bahwa saat ini memang ia belum membutuhkan sepeda baru. Belajar memilah antara keinginan dan kebutuhan, checked. Mengenalkan uang saku harian, checked.
Beralih ke E, akhirnya hari ini kami berkesempatan membaca kisah teladan dari salah satu sahabat Rasul yaitu Utsman bin Affan. Mengenalkan konsep rezeki melalui kisah teladan untuk A dan E, checked.
0 komentar
Terimakasih sudah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar positifnya ya...