Game Level 8 Day 4: Mobil mainan Dan Buku Baru...
Bismillah...
Akhir pekan ini aktivitas kami lebih banyak dirumah meskipun di kota kami sedang heboh-hebohnya grand opening sebuah mall ternama yang tak ayal membuat banyak orang berbondong kesana. Pagi hari setelah makan, saya menemani A belajar membuat pizza maccaroni, hasil membaca buku resep kesayangannya. E juga tak mau ketinggalan ikut membantu mengaduk. Hingga jadilah pizza ini sangat cocok jika disebut pizza gotong royong.
pixabay |
Misi melatih A dan E agar cerdas finansial saya mulai sejak pagi sebenarnya. Saat E mulai bercerita tentang keinginannnya membeli mainan mobil-mobilan. Saya lebih banyak mendengarkan sampai merasa sudah waktunya menanamkan pada E untuk mulai belajar memilah antara kebutuhan dan keinginannya.
"Jadi E mau beli mainan?"
"Iya, Ma...!"
"Kan waktu itu baru beli mainan juga!"
"Tapi E masih mau mainan, Ma!"
"Tidak semua yang kita lihat dan mau itu harus kita beli, E...!
"Kenapa?" Pertanyaan khas E akhir-akhir ini.
"Mainan E masih bagus, masih bisa dipakai buat main!"
E diam, entah sedang mencerna kata-kata saya, atau malah tidak mengerti.
Dan saya mencukupkan sesi E belajar memilah antara keinginan dan kebutuhan kali ini.
Malamnya kami ke toko buku, dan salah satu bagian favorit E di tempat ini adalah memperhatikan barisan mobil-mobilan yang terpajang rapi di dalam etalase. Cukup lama ia memandangi deretan mobil mainan tersebut sebelum akhirnya beranjak ke bagian rak buku anak-anak. Namun ini hanya sebentar karena E ternyata menarik ayah kembali ke rak mobil mainan lagi.
Sekembalinya E dari rak mainan, saya mendengar celotehannya bahwa ia akan menabung untuk membeli mainan yang di inginkannya.
Ini mengingatkan saya dengan percakapan kami sebelumnya. Saya sempat mengatakan pada E bahwa untuk membeli semua mainan yang diinginkannya, tentu harus menukarkan sejumlah uang pada para penjual mainan tersebut. Jika belum memiliki uang untuk membelinya, setidaknya E harus menabung setiap uang yang terkadang diberikan kerabat kami pada nya. Saat saya nyerocos panjang lebar tentang ini E hanya diam, dan ternyata diamnya adalah sedang mencerna. Jadi, mengenalkan konsep uang sebagai alat tukar, checked.
Jika E begitu bersemangat ingin mengumpulkan uang untuk membeli mainan baru, A justru berusaha bernegosiasi dengan ayah untuk membeli buku. Menambah koleksi buku di pojok baca, begitu alasan A. Ayah meminta A untuk bersabar. Mengenalkan pada A untuk memilah antara kebutuhan dan keinginan. Sama seperti yang kami lakukan pada E sebelumnya.
Bahwa tak semua yang diinginkan oleh A dan E, harus mereka miliki. Bahwa tak apa mereka tak memilikinya jika memang mereka tak membutuhkannya. Inilah yang sedang kami tanamkan hari ini.
0 komentar
Terimakasih sudah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar positifnya ya...