Game Level 7 Day 13: Daun Pandan E
Bismillah...
Pagi hari saat saya sedang mengerjakan urusan domestik, A mengambil daun pandan sisa ayahnya membuat minuman. Tak lama kemudian ia sudah berkutat dengan daun-daun tersebut. Membuat ketupat katanya, meskipun masih asal-asalan. Melihat apa yang dilakukan oleh A ternyata membuat E ikut tergoda untuk bermain dengan daun tersebut.
Jika kemarin E mencoba menyobek kulit jeruk untuk membuat ecoenzyme ala dirinya, hari ini ia masih mencoba memotong daun-daun pandan yang sedang dijadikannya bahan untuk bereksplorasi.
Bedanya E hari ini tak menyobek daun tersebut melainkan memilih menggunakan gunting. Detik berikutnya E sudah tenggelam dalam aktivitas menggunting daun pandan.
Saya yang sedari tadi memperhatikan mulai bertanya. Untuk apa daun pandan tersebut setelah digunting. Dari penjelasan E agaknya ia masih ingin membuat ecoenzyme seperti kemarin. Saya kemudian membiarkannya. Selesai menggunting daun pandan ternyata E mengambil wadah untuk meletakkan potongan daun pandan tersebut, lalu menambahkan air kedalamnya.
Lalu E menyimpan air rendaman daun pandan tersebut di kamar mandi. A yang juga sedang sibuk dengan daun pandan miliknya tentu saja tak tau apa yang terjadi. saat ke kamar mandi A mendapati rendaman daun pandan dan tak sengaja membuang airnya hingga hanya menyisakan potongan daun pandan di wadah tersebut. Hal ini cukup untuk membuat drama terjadi di rumah kami. E yang tak terima air rendamannya di buang sampai menangis tersedu. Jelas sekali saya mendengar E mengucapkan bahwa ia sedih karena hal tersebut. Ia berujar bahwa ingin memberikan air tersebut untuk saya sebagai cairan pembersih. Betapa terharu saya saat mendengar hal itu. Akhirnya setelah beberapa dialog antara kami bertiga, drama tersebut pun usai.
Saya kemudian mengambil kesempatan untuk menjelaskan pada E bahwa Air rendaman tersebut berbeda dengan yang biasa kami buat sebagai ecoenzyme. Namun air tersebut yang mulai mengeluarkan aroma harum bisa kita gunakan sebagai pengharum ruangan, ujar saya menambahkan. Kami akhirnya meletakkan rendaman daun pandan E di dapur.
Drama daun pandan E hari ini mengingatkan saya kembali betapa E sangat tertarik dengan hal-hal seperti ini. Sedu sedan tangisan E menunjukkan seberapa besar arti potongan-potongan daun pandan tersebut. Ah, sebegitu terlukanya hatimu nak. Saya pun jadi belajar bahwa sesuatu yang kita anggap remeh bisa jadi merupakan hal besar yang sangat berarti bagi orang lain.
"Kita rendam dulu ya, Ma!"
"Untuk apa, E?" tanya saya
"Supaya nanti bisa dipakai untuk membersihkan!"
Lalu E menyimpan air rendaman daun pandan tersebut di kamar mandi. A yang juga sedang sibuk dengan daun pandan miliknya tentu saja tak tau apa yang terjadi. saat ke kamar mandi A mendapati rendaman daun pandan dan tak sengaja membuang airnya hingga hanya menyisakan potongan daun pandan di wadah tersebut. Hal ini cukup untuk membuat drama terjadi di rumah kami. E yang tak terima air rendamannya di buang sampai menangis tersedu. Jelas sekali saya mendengar E mengucapkan bahwa ia sedih karena hal tersebut. Ia berujar bahwa ingin memberikan air tersebut untuk saya sebagai cairan pembersih. Betapa terharu saya saat mendengar hal itu. Akhirnya setelah beberapa dialog antara kami bertiga, drama tersebut pun usai.
Saya kemudian mengambil kesempatan untuk menjelaskan pada E bahwa Air rendaman tersebut berbeda dengan yang biasa kami buat sebagai ecoenzyme. Namun air tersebut yang mulai mengeluarkan aroma harum bisa kita gunakan sebagai pengharum ruangan, ujar saya menambahkan. Kami akhirnya meletakkan rendaman daun pandan E di dapur.
Drama daun pandan E hari ini mengingatkan saya kembali betapa E sangat tertarik dengan hal-hal seperti ini. Sedu sedan tangisan E menunjukkan seberapa besar arti potongan-potongan daun pandan tersebut. Ah, sebegitu terlukanya hatimu nak. Saya pun jadi belajar bahwa sesuatu yang kita anggap remeh bisa jadi merupakan hal besar yang sangat berarti bagi orang lain.
0 komentar
Terimakasih sudah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar positifnya ya...