Seharian ini kota kami diselimuti mendung. Akibatnya aktivitas lebih banyak dilakukan didalam rumah. Ditemani buku-buku yang baru saja kami pinjam dari perpustakaan kota sehari sebelumnya, jadilah A dan E betah menekuri bacaan yang mereka pilih sendiri tersebut.

Hari keempat belas game level delapan kelas bunda sayang ini, saya berencana mengajak A kembali mencatat list kebutuhan dan membuat rencana belanja sederhana. Beberapa bahan untuk membuat cemilan sudah habis, itu artinya waktunya A mulai mengeluarkan buku resep andalan, kertas dan pensil serta menulis bahan cemilan yang akan dibeli esok. Menulis dan membuat rencana belanja menjadi hal rutin yang dilakukan A kini. Sama seperti aktivitas menabung serta mencatat tabungannya yang juga dilakukan A dengan disiplin.

"Besok kita bikin cemilan apa ya, A?"

"Hmm apa ya ma...?" A beranjak mengambil buku resepnya.

"Pensil sama kertas juga sekalian ya.." Ujar saya saat melihat A siap dengan buku bercover biru muda tersebut.

Selang beberapa menit setelahnya A sudah selesai menulis bahan apa saja yang akan ia beli. Kali ini A ingin membuat puding lumut. Dialog terjadi saat A memutuskan membeli lima butir telur. Padahal jumlah yang dibutuhkan hanya satu butir. Saat saya tanya untuk apa telur yang sudah pasti lebih tersebut, santai saja A menjawab.

"Siapa tau nanti kita pengen makan telur, Ma...!"

"Whatttt?? Siapa tau...??" Saya tulis pake huruf miring karena ini hanya terucap didalam hati.

Dan bisa dibayangkan adegan lanjutan dari kisah "siapa tau" ini. Emak yang mencoba menjelaskan apa yang dibutuhkan dan A yang merasa bahwa bisa saja bsok kami merasa ingin makan telur. Saya berada pada posisi menahan tawa dan menahan diri untuk tak terlalu banyak mengoceh. Episode telur berakhir setelah A setengah tak rela menghapus angka lima dari catatan belanjanya.

Sebenarnya tak apa jika ingin membeli telur lima butir sekaligus, karena toh biasanya telur-telur tersebut dijual per tiga butir. Yang membuat kami berdiskusi agak panjang adalah alasan A ingin membeli lima telur sekaligus tersebut. Namun pada akhirnya membuat list kebutuhan, checked. Membuat rencana belanja sederhana, checked.