Game Level 9 Day 2: Bermain Dengan Alat Bekam
Bismillah
Bagi sebagian besar orang, pekan ini adalah waktunya
berlibur, dan tak sedikit yang
mengisinya dengan jalan-jalan. Namun waktu berlibur serta jalan-jalan telah
lebih dulu kami habiskan di pekan sebelumnya. Hingga saat kebanyakan orang berlibur,
kami kini menikmati waktu di rumah saja dan melakukan berbagai kegiatan bersama.
image source: pixabay |
Bagi E pekan ini adalah pekan dimana ia harus banyak
beristirahat dan tak diperbolehkan bergerak terlalu aktif. Meskipun E tak mengucapkannya, namun terlihat sekali ia
tak sabar untuk segera bermain seperti biasa. Berkali-kali ia mencoba sekedar
bermain ke teras rumah. Berkali pula Ayah akan dengan sigap memanggilnya agar
segera masuk kembali. Dan E kemudian akan masuk meskipun dengan wajah ditekuk.
Berulang kali mendapat larangan untuk bermain diluar, ternyata
membuat E mencari cara lain agar bisa tetap bermain tanpa harus banyak
bergerak. E akhirnya mengambil alat bekam. Awalnya E hanya menyusun peralatan
tersebut. Menyusun mereka berbaris, lalu memasukkannya kembali setelah bosan
dengan kegiatan meyusun tersebut. Saya masih bertahan hanya dengan mengamati E.
Sampai tiba-tiba E memanggil saya untuk mendekat.
“Main sama E, yuk Mah...!”
“Ayo... , mau main apa, kita?”
“Dokter-dokter aja ya, Ma!”
Selanjutnya kami pun bermain bersama... E berperan sebagai dokter
dan saya yang ia minta menjadi pasiennya, serta alat-alat bekam sebagai
perlengkapan “dokter E” .
Bermain dokter pura-pura ala E selesai setelah ia merasa
lelah. E yang tadinya merasa bosan karena tak bisa bermain diluar akhirnya tak
lagi menunjukkan wajah cemberut. Dan alat bekam lah yang menjadi media
penunjang kreativitas E hari ini.
0 komentar
Terimakasih sudah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar positifnya ya...