Game Level 6 Day 7 : Garasi dan Pasar...
Bismillah..
Saat waktunya beristirahat siang seperti yang biasa kami
lakukan ternyata malah dimanfaatkan E dan A untuk bermain. Mereka hanya
berbaring sebentar sekedar mengumpulkan tenaga untuk bermain kembali
sepertinya. Setelah merasa cukup E lah yang pertama meminta izin untuk bermain
di kamar sebelah. Saya mengizinkan, dan kemudian E mengutarakan bahwa ia ingin
ditemani A. Saya kembali mengizinkan. Mendapat izin untuk bermain A dan E
bergegas mengangkut mainan dan suara gaduh mulai terdengar. Saya belum
bergeming, hanya menyimak obrolan mereka yang terdengar bersemangat.
image source pixabay |
Sesekali A ke kamar saya, lalu kembali ke kamar sebelah. Kali
lain giliran E yang menghampiri saya dan bercerita sedikit bahwa ia sedang
membuat garasi mobil-mobilannya. Beberapa saat setelahnya saya mencoba melihat
apa yang telah A dan E lakukan kali ini. Keseruan apa yang sedang mereka
rasakan hingga suara gurauan begitu sering terdengar. Daan... saat menyaksikan
apa yan terjadi saya hanya bisa menarik nafas. Kamar yang tadinya sedikit
berantakan, kini berubah menjadi sangat berantakan.
“Wow, sedang main apa ini?” Saya tak menyembunyikan rasa penasaran saya
Seringai bahagia saya dapati sebagai jawaban dari dua orang
yang saat ini lebih mirip sedang mengacak-acak kamar di mata saya.
Saat melihat apa yang dibuat E saya bertanya kembali. Apa yang
sedang dibuatnya..? Dengan lugas ia menjawab bahwa ia sedang membuat garasi
bagi mobil-mobil mainannya. E membuat garasi tersebut dari karpet puzzle yang
ia bentuk menjadi kubus agar dapat meletakkan mobil-mobil kecil miliknya
didalam sana. Ting, sebuah ide muncul di kepala saya. Ini bisa menjadi momen
menstimulasi kecerdasan matematis logisnya. Saya lalu bertanya pada E, mirip
bentuk apakah garasi yang telas dibuatnya. E yang belum mengenal istilah kubus
akhirnya menjawab segi empat. Ia menjawab, ini segiempat, ini segiempat, ini
juga segiempat ujarnya sambil menunjuk satu persatu sisi pembentuk kubus
tersebut. Mengenal bentuk geometri yang dijumpai di sekitar saat beraktivitas,
check.
Beralih ke A ternyata ia sedang bermain pasar-pasar,
berperan sebagai penjual A mengandalkan E yang berperan sebagai ojek online
untuk mengantarkan dagangannya kepada para pelanggan yang sudah memesan. Wah,
kekinian sekali anakku. Batin saya saat itu. Tapi dibalik bermain peran tersebut
A juga sedang belajar matematika. Ia menulis harga yang dipatoknya untuk setiap
barang yang dijual, lalu terkadang berpura-pura harus menambah jumlah harga. Tentu
saja dengan penjumlahan sederhana yang baru ia pelajari. Biasanya saya akan ikut pura-pura memesan, tapi kali ini saya ingin mengamati saja A dan peran yang sedang dimainkannya.
Tak harus berjibaku dengan angka dan kertas, menstimulasi
kecerdasan matematis logis A dan E bisa sesederhana itu ternyata. Semoga dengan
cara seperti nantinya A dan E lebih mudah saat harus menerima konsep matematika
dan menganggap matematika adalah hal yang sama menyenangkannya dengan bermain,
seperti hari ini.
0 komentar
Terimakasih sudah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar positifnya ya...