NHW PB 3; SELF HEALING, MENJADI PRIBADI YANG BERHATI LEMBUT, HANGAT DAN PEMAAF
Bismillah...
Memasuki pekan kedua kelas Pra Bunsay semakin banyak kejutan
yang ditemui. Setelah pekan sebelumnya mendapat NHW 1 yang mengingatkan kembali
tentang adab, dan NHW 2 yang mempertajam kemampuan memanage waktu – satu hal
yang harus dimiliki oleh seorang ibu – agar semua aktivitas yang direncanakan
dapat dilakukan dengan optimal. NHW Pra Bunsay 3 ternyata yang paling banyak
mengundang pertanyaan saat diskusi di kelas, setidaknya itu yang saya amati.
Judul materi Pra Bunsay kali inipun cukup menarik perhatian.
Selesaikan masa lalu, menjadi pribadi yang lembut, hangat dan pemaaf. Satu kalimat
yang ternyata membuat saya berkutat di depan laptop berjam-jam lamanya saat
harus menyelesaikan NHW ketiga ini. Wah, campur aduk rasanya.
Setidaknya ada lima hal yang harus saya lakukan untuk
menyelesaikan NHW ini, dua hal pertama cukuplah menjadi catatan saya pribadi,
sebagai penyemangat dan pengingat bahwa saya tak hidup dimasa lalu. Ya, saya
hidup untuk melakukan yang terbaik hari ini dan esok untuk kebahagiaan saya dan
orang-orang yang saya sayangi.
Tiga hal berikutnya adalah tahap lanjutan dari dua hal yang
telas saya simpan sebagai kenangan yang sesekali mungkin akan saya ingat
sebagai pelajaran hidup. Apa saja tiga hal tersebut?
Jembatan Mizan, menurut saya ini seperti tahap melepas semua
luka atau hal buruk dimasa lalu. Menuliskan kejadian-kejadian buruk lalu
menuliskan efek negatifnya serta menuliskan pula hikmah dari semua kejadian
tersebut. Pada dasarnya, kejadian buruk apapun dimasa lalu, tidak ada yang
terjadi secara kebetulan. Semua adalah cara Allah mentarbiyah diri hambanya
agar menjadi pribadi yang lebih taqwa, dan hanya bergantung pada NYA. Bagi saya
pribadi, tidak akan sekuat saat ini jika saja tidak melewati semua kejadian –
apapun – yang terjadi dimasa lalu. Beberapa hal memang menyakitkan, namun
seperti sebuah ungkapan yang entah milik siapa “What doesn’t kill you makes you
stronger” itulah yang saya rasakan saat ini. Alhamdulillah ‘alaa kulli haal...
begitulah setidaknya seorang muslimah
diajarkan ketika menghadapi hal yang tidak sesuai ekspektasinya. Ya, saya telah
berdamai, dengan apapun itu dari masa lalu saya.
Visi terbaik dimasa depan. Salah satu alasan saya mendaftar dikelas matrikulasi dan sekarang
kelas Bunda Sayang adalah untuk mewujudkan visi saya. Untuk –
dengan izin Allah – bisa menghadirkan Generasi yang sholih/Sholihah dimasa
depan. Aamiin.
Lalu ingin menjadi pribadi seperti apakah saya? Sejak memutuskan mengikuti matrikulasi, dan
sekarang Kelas Bunda Sayang, pijakan awal saya adalah Perintah Allah dalam
Alquran agar tidak meninggalkan generasi yang lemah serta ungkapan bahwa ibu
adalah madrasah pertama bagi anak. Dan saya pun telah mencanangkan ini sejak
sebelum menikah bahwa saya harus menjadi madrasah, tidak hanya yang pertama, namun yang terbaik bagi anak-anak
saya. Saya pun ingin menjadi istri yang sholihah untuk suami saya. Aamiin.
0 komentar
Terimakasih sudah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar positifnya ya...